Friday, November 9, 2012

Bergerak Diam

Berlari-lari, bergerak tak mau berhenti. Menolak mati.
Ya, bergerak adalah hidup dan menyangkal mati dengan gerakan.
Berlari berpeluh berdengus hingga paru-paru seakan mengintip dari lubang hidung.
Jantung berdetak keras di kepala. Bergerak lah melawan mati.
Hidup dengan berlari, bergerak tanpa henti.

Saat kaki berlari, otak terhenti.
Lupa diri korban definisi, mungkin akan lebih indah kalau definisi diri.
Nyatanya, definisi jamak yang diamini.
Logika di sepasang kaki, yang terus berlari tanpa henti.
Bergerak dan berlari di tempat.

Hey... lupa kepala lupa mata.
Kaki dan kaki saja, seperti babi yang terdefinisi haram berjalan menunduk.
Bahkan babi lebih berharga karena geraknya maju melihat jalur.

Berlari-lari, bergerak tak mau berhenti. Menolak mati.
Di tempat yang sama.
Bergerak tak berpindah tempat.
Menolak mati dengan bergerak di satu titik.
Bergerak yang diam.
Hidup yang mati.

Diam adalah mati. Bergerak adalah hidup.
Makan lah definisi dan nikmati rakusnya konsep yang tak terbatas.
Tipui diri dengan bergerak dan berkaki. Di mana kepala? Di antara kaki.
Ya, birahi untuk menjadi.
Termakan menjadi pemakan, definisi mereduksi kesadaran diri.

"Adalah" oh "Adalah"
Tuhan lama yang baru.

Sadari telah mati semua kehidupan ini.
Telah diam lah semua pergerakan ini.
Untuk apa berlari di tempat di ditonton oleh aturan.
Tuhan telah mati dan manusia yang membunuhnya.
Manusia pun mati dan definisi yang menggerogotinya.

Berlari lah, bergerak tak berhenti.
Di tempat.
Matilah dengan bahagia dan tak terasa.
Bukankah semuanya begitu.