Tuesday, February 11, 2014

RU(ang) N (wak)TUH

Ehmm.. okay, penggunaan H yang memaksa. Biarlah.

Keyakinan yang kuat dan hanya percaya saja pada waktunya ruang yang kosong akan terisi, gak pakai lama. Semakin yakin karena semakin kuatlah kepercayaan, didukung ketidak berpihakan kondisi ruang dan waktu berada.

Ruang dan waktu bukan lah kondisi dimana berada, belajar, bereksperimen, dan berkarya. Katanya. Waktu dan ruang adalah metoda yang dipilih untuk digunakan dalam mengalami, memikirkan, dan menjalani. Katanya.

Tanpa gangguan dan tanpa kebimbangan, karena memang segala tidak dijadikan pertimbangan dan ketakutan, percaya pada keseimbangan dan yakin akan pemenuhannya. Apalah kehidupan paling sempurna selain ke-semau-an yang bisa dinyatakan, kebebasan lah caranya. Berpegang pada kejiwaan mencoba lepas dari ketergantungan badan.

Terbang...

Sayap yang terkepak, pandangan yang lepas dari kotak, udara yang menyelimuti, aroma keleluasaan yang tak bisa tergambarkan. Kalau seandaianya ada hal yang membuat ketagihan, apalah kalau bukan kebebasan. Kalau seandainya ada hal yang tidak perlu diberi dapatkan, apalah kalau bukan perioda dan keterbatasan.

Ruang dan waktu di dalam pikiran, sumber kekuatan yang kebebasan. Kekuatan adalah tentang penyangkalan dan kebebasan adalah tentang menentukan batas. Daripadanya lah lahir ketakutan, yang seiring menipisnya periode keberlangsungan hadir seperti racun yang tak terelakan.

Ketakutan pun mulai meruntuhkan. Kepercayaan dan keyakinan runtuh, oleh ruang dan waktu(h). Bukan berarti saatnya jatuh, bukan berarti pula tidak mungkin jatuh. Bukan kepastian yang membuat perjalanan, namun kemungkinan yang membuatnya terjalani.

Jatuh atau bertahan. Bertahan untuk jatuh kemudian. Ketakutan selalu hadir, seiring dengan kekuatan dan kebebasan dari suatu bentuk cara yang dijalankan. Ruang dan waktu mulai memainkan peran. Memang seperti itulah sejatinya, seperti percaya seperti yakin, semacam bebas dan semaunya, semacam penyangkalan dan menentukan batas, seperti adanya ruang dan waktu yang runtuh.

Diantara percaya dan yakin ada sandiwara waktu dan ruang, bermain dengan peran ketakutan dalam drama mengenai keruntuhan. Apa yang lebih dalam dari palung lautan selain daripada langit, dan apa lebih tinggi daripada langit selain dasar palung lautan. Di dalamnya lah dibutuhkan kehadiran.

Hey..! Apa yang sedang k(am)u lakukan?






No comments:

Post a Comment