Tuesday, December 29, 2015

Admit Ignorance

Memang susah untuk menjadi sensitif dengan kondisi kalau seumur hidup sudah otomatis abai dan bebal.

Lalu gimana?
Ngaku aja abai dan bebal.

Bukankah lebih mengalir dan alami untuk mengakui pengabaian yang dilakukan oleh diri dan kebebalan yang menyertainya.

Daripada sok peduli dan bijaksana malahan tampak drama di tataran perilaku saja.

Setelah itu?
Jadi sadar, lalu memilih. Mana yang diabaikan mana yang dibebalkan, mana yang tidak.



Gak ada bedanya ah. Tetap melakukan hal yang sama.
Hmm... tipis sih. Bedanya di kesadaran saja. Dasman dan dassein pun sama-sama belanja di supermarket.

Keterjebakan.
Persis! Itulah dasar konsep kebebasan.

Knowing means know nothing, while admitting ignorance brings enlightenment.

No comments:

Post a Comment