Saturday, December 19, 2015

Dangkal dan sederhana

Apa yang ditampilkan, itulah yang tampil adanya. Sekaligus apa inti dari yang tidak ditampilkan bukan ada pada yang tampil itu saja.

Seringkali, melihat dangkal pada yang sederhana malahan menampilkan kedangkalan karena tidak mampu melihat yang sederhana.

Kebalikannya, melihat sederhana pada yang dangkal malahan menampilkan kesederhanaan karena tidak mampu mengakui kedangkalan.

Melihat publikasi foto, tampak dangkal.
Melihat pernyataan pendapat, tampak sederhana.
Melihat pengambilan keputusan, tampak kosong.

Bagaimana kalau mencoba menutup mata, membuka telinga. Dangkal dan sederhana itu kosong kah? Atau, seperti sebentuk strategi untuk mempengaruhi.

Bukankah kita melihat yang ingin dilihat dan mendengar yang ingin didengar. Nah, makanya setelah melihat dan mendengar barulang mengendus. Karena aroma, apa adanya.

No comments:

Post a Comment