Tuesday, January 21, 2014

H(e)A(r)Ti

Ikutilah kata hati, hati yang telah terdoktrinasi.
Apakah definisi dari rasa, biasanya rasa yang didefinisi.
Kesesuaian dengan keseharusnyaan itu benar rasanya, ah.. betapa reduksi.


Ilusi dari pemikiran, dengan melupakan dinamakan perasaan.
Rasio perbandingan idealisme dan kenyataan, rentang antaranya lah yang dirasakan.
Mungkin tipis sangat antara keinginan dan kemampuan, kalau sungguh ingin terkatakan.


Marah dan senang, marah atau senang.
Sama-sama saja ketakutan, akan kesesuaian dalam keseharusnyaan.
Perasaan merupakan produk dari pemikiran, pemikiran yang penuh pengendapan.


Ikutilah kata hati, hati yang telah terdoktrinasi.
Memori-memori yang abadi, buah dari cabang-cabang pengalaman.
Rasa mengelilinginya bak lalat pada mayat, seperti aroma perawan ranum dari buah yang tak bisa mati.


Hanya memori yang abadi, terpendam erat dengan rasa melekat.
Momentum ruang waktu seperti kail, siap mengangkat rasa yang menganga dari manusia.
Memento hadir mengangkat rasa, menguak memori dan akhirnya menggetarkan hati.


Perasaan itu produk dari pemikiran, ilusi kalau mau sungguh dikatakan.
Pemikiran itu memori bertemu persepsi, persepsi pun adalah gerakan memori yang terkuak rasa.
Akumulasi memori-memori mengendap, menggumpal dalam nama jiwa.


Manusia, gumpalan memori berkerak mengendap yang berselimutkan aroma rasa.
Menunggu terkail momentum memento yang mengangkat menguak semua, hati tergetar katanya.
Perasaan produk pemikiran, definisi satu kata bagi kompleksitas rasio kondisi.


Idea dan realita jarak diantaranya sejauh cerita, sebuah cerita dalam satu kata; rasa.
Memori dan persepsi diamini, yang mengimani membentuk imajinasi sempurna.
Komparasi pikiran dan badan, jarak di antaranya lah perasaan.


Jarak demikian bercerita dalam sekata senang, jarak sedemikian lain bercerita sekata marah.
Jarak yang berdemikian tetaplah jarak, ketakutan yang menggerakan; hidup.


Ikutilah kata hati, hati yang telah terdoktrinasi.
Gumpalan memori persepsi, seiring waktu mengimaji oleh imajinasi.
Idealisme (imaji sempurna) yang menjadi acuan, dalam peraturan kesesuaian keseharusnyaan.


Apakah yang membentuk idea kalau bukan pemasukan, indoktrinasi.
Apakah pemikiran kalau bukan perbandingan, rasional.
Apakah perasaan kalau bukan tanggapan akan jarak yang (seakan) memisahkan, ilusi.


Gumpalan pengulangan, mengendap berkerak terlekat.
Memori-memori yang terrepetisi, mengendap berkerak terlekat.
Rasa-rasa yang terdefinisi, keseharusanyaan dan kejamakan dalam arus besar penguasaan.


Korban definisi pemenuh genapan kesesuaian keseharusnyaan, persamaan dalam kejamakan.
Persaingan dalam kesamaan untuk mendapatkan kemapanan, yang telah terdiktekan bentuknya.
Kecanduan akan kemapanan, yang telah menjadi iman terdalam kata hati kebenaran; pembenaran.


Maka Ikutilah kata hati, hati yang telah terdoktrinasi.
Atau mari bernyanyi dalam #senandungbunuhdiri.

No comments:

Post a Comment