Saturday, January 25, 2014

PLeuK

Payung yang tergeletak terabaikan, tidak tak berguna, karena terabaikan lah gunanya. 

Angin yang berpLeuK hujan berdansa kasar, saking mesra dan rindu keduanya, menggerus dunia.

Apalah yang lebih lembut daripada air, yang lebih halus daripada angin, selain api. 

Alirannya yang pasti dengan arah yang jelas, pasti ke segala arah jelas tak tertebak, meledak.

Setarikan senyum yang melepaskan semuanya di hadapan tatapan mata yang sungguh terasa pulang.

Jendela jiwa yang sekadar lolosan cahaya panasnya lebih dari cukup menghangatkan di tengah hujan. 

Senada dalam tarikan seirama dalam hembusan bernapas yang terlupa menjadi disadari seperti amarah yang gelisah menemukan emosi yang mewadahinya.

Api kecil menari ikuti angin bersama cahaya terbias indah oleh butir air segudang cerita meluap lepas gegas tanpa bekas. 

Hangatnya menyejukan, di antara dua batang dekapan yang melindungi dari angin dan meneduhkan dari hujan ada api kecil menyala tenang; yang lebih dari luas dari cukup, lebih pulang dari rumah , lebih indah dari kematian.

 

No comments:

Post a Comment