Tuesday, December 31, 2019

Keseharusnyaan 9/16

Dua puluh sembilan desember dua ribu sembilan belas. Minggu pagi dengan sedikit keberisikan kebiasaan kalau hendak bepergian, menunggu sejenak untuk kehadiran pagi yang tenang ternyata tidak dapat karena jadwal keluar yang berbeda sehingga satu berangkat satu masih ada dan satu pulang satu baru berangkat. Akhirnya ritual kopi, mencoba espresso kopi jawa barat dengan profil filter dicampur susu dan cokelat untuk mengurangi rasa asam. Melihat ponsel ada kabar kawan yang kerja di thailand sedang mampir di tempat kabur kebiasaan, termotivasi juga untuk kesana maka bersiap-siap lah karena kandang menumpang ini sudah mulai dilanda keramaian lagi.
Lalu lintas lumayan sepi sehingga perjalanan lancar normal seperti lalu lintas sepuluh tahun lalu rasanya, mendarat di tempat kabur dan menemukan ruang kosong karena sepertinya semua sedang berbelanja dan cari makanan. Mengisi waktu dengan memutar video yutub mencari tahu kabar terbaru pertandingan tinju hari ini, lumayan seru ternyata menang TKO dengan pertarungan yang elok. Pada duduk sejenak ada kawan menghampiri, tiga pemudi yang baru kembali dari makan dan salah satunya baru saja berkenalan dengan tatapan yang sepertinya membuka ruang tindak lanjutan perbincangan kemudian.
Si kawan pun datang dan pembahasan pun berjalan terus-terusan, dengan minuman soda dan keripik kemasan hingga sore menjelang. Kepergian pemudi tadi jadi jeda oleh sedikit basa basi yang jadi hiburan, kemudian kedatangan satu kawan pun memberi jeda juga oleh ajakan membeli ponsel. Sudah lama juga tidak jalan kaki dan terpapar udara terpolusi pusat kota termacet seindonesia ini maka memutuskan untuk ikut menemani, lumayan juga menemukan pemandangan kepadatan manusia yang berbelanja. Penuh dengan mentalitas serupa yang tidak bisa tidak untuk di arus utama saat ini, kapitalisme itu mentalitas dan konsumerisme itu paradigma yang mau bagaimana lagi tidak bisa tidak karena konteks adalah segalanya. Dalam perjalanan pulang mampir membeli karet bermain.
Sudah malam dan malas pulang sehingga pindah tempat jadi pilihan, roti bakar dan kopi di kedai yang penuh dengan manusia menjadi ruang. Pembicaraan berlanjut seputar gaya hidup masa sekarang dan situasi masa lalu, seperti biasa pola pertemuan kawan lama ya seperti ini. Terlintas pemikiran apa sihyang lebih dari ini, sambil wasapan dan berbincang-bincang. Memang perlu diakui bahwa kesendirian namun ditemani pada dasarnya adalah hanya butuh merasa ada respon lingkungan minimal, karena kalau tidak ada ataupun juga berlebihan rasanya malah tidak nyaman. Memang banyak maunya, bahkan dengan penggambaran kasar sebenarnya hanya butuh kehadiran untuk diabaikan agar merasa berkuasa. Will to power yang sangat remeh namun ternyata sangat berpengaruh terhadap situasi emosi dan ujungnya menentukan pengambilan keputusan, emotional authority kalau kata pendekatan human design.
Sekitar sebelas malam akhirnya pulang melewati jalan lengang dan udara dingin yang menyenangkan, dengan tetap waspada karena ada dua malam yang hendak dipenuhi di hari kemudian. Sampai kandang membasuh diri, mengunyah lagi sedikit, memindahkan data film two popes dan beberapa video yang tadi siang didapatkan. Niatnya hendak menonton beberapa video ringan namun ada pembicaraan mengenai penelitian dan mata memang sudah berat tak tahan, beberapa menit lewat tengah malam akhirnya merebahkan diri. Yah, malam ini menutup hari dengan minus satu.

1 comment:

  1. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - XL axiata
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.CC ....:)

    ReplyDelete