Thursday, December 26, 2019

Keseharusnyaan 5/16


Dua puluh lima desember dua ribu sembilan belas. Bangun terlalu pagi dan terlintas untuk melarikan diri namun perlu menunggu matahari untuk mengatur posisi dan lokasi, tertidur kembali dan tetap terbawa mimpi. Sampai waktunya tiba, menggunakan kotak pesan untuk bertanya dimana dan bagaimana. Gerak cepat keputusan tegas dan syarat jelas, lewat tengah hari pelarian akan dimulai. Sambil menunggu mencoba menghabiskan waktu, mengingat mimpi semalam sepertinya tidak ada karena isi kepala adalah bagaimana dan dimana. Berselancar dalam jaringan internet sambil menunggu keramaian pagi yang seperti biasa yang menjadi alasan melarikan diri mereda, mengonsumsi informasi dari yang sensasional sampai yang sensual, dari yang elektrik sampai mekanikal, dari yang dalam biasa sampai luar biasa.
Melihat mendengar dan merasakan cuaca akan hujan, memutuskan perlu berangkat lebih agar tidak keduluan hujan. Seperti perlu memutuskan ruang ketiga kesepakatan berjuang agar tidak keduluan bosan. Berusaha memberikan yang terbaik dengan mandi serius dengan ampas kopi, biasanya hanya air saja. Bersepatu baru hasil informasi diskon dan keputusan impulsif untuk membeli, biasanya bersepatu sendal tank baja segala medan. Berpakaian rapi kaos katun lengan panjang semi formal dan jins cokelat rapi walau kebesaran, biasanya sedapatnya saja pakaian yang ada. Tengah hari berangkat mendahului awan hujan ke pusat kota termacet seindonesia, berhenti sejenak di tempat kabur biasa sambil menunggu rintiknya turun agar saat tiba di lokasi pelarian tidak terlalu lama menunggu. Karena menunggu adalah aktivitas paling menyenangkan sedunia. Pret!
Sampai satu jam sebelum waktunya untuk bisa masuk goa, tepat setelah mendarat rintik hujan turun dan semakin besar. Tak apa lah menunggu satu jam daripada kehujanan, menunggu yang menunggu karena benar menunggu bukannya melakukan sesuatu sampai habis batas waktu. Bedanya, menunggu ya menunggu sedangkan melakukan sesuatu sampai habis batas waktu ya melakukan apapun itu kecuali melakukan tindakan menunggu. Sengaja untuk tidak terlalu tepat waktu, menambah waktu menunggu dengan keputusan baru akan masuk goa pada saat waktu menunjukkan tanggal lahir saja. Tiba waktunya, mengambil kartu akses dan terbang ke langit ketiga karena langit yang lebih tinggi sepertinya sudah penuh dihuni para suci berdana lebih. Karena berdana lebih lah mereka jadi suci. Ah, prasangka. Yah, biarkan saja.
Melemparkan badan dan melemparkan pesan, menunggu ketukan dan pelepasan. Goa pelarian yang sebenarnya bukan pelarian, memang sudah waktunya saja namun selalu terjadi pergantian karena keputusan untuk tidak membuat keputusan pun adalah keputusan. Yang lama bersama batal berjuang dan berhenti di satu langkah sebelum buah siap dipertik, sehingga yang baru datang langsung memetik buahnya tanpa melewati perjuangan yang ini. Perjuangan yang lain, relatif pasti lah terlewati karena buktinya bisa ada di sini di waktu ini dalam situasi begini. Yang ada ya ada, yang tidak ada ya tidak ada. Tidak lama ternyata, lengkap semua persiapan pelarian dan dimulailah petualangan perjalanan penemuan dan pembentukan. Dua puluh empat jam kemudian.
https://leoamurist.blogspot.com/2011/09/november-christmas-tree.html

No comments:

Post a Comment