Tuesday, December 31, 2019

Keseharusnyaan 10/16

Tiga puluh desember dua ribu sembilan belas. Membuka hari dengan minus satu energi kemudian membuat sarapan dan sambil menunggu lalulintas dapur mereda chin up dulu sepuluh kali lah ya, peregangan hamstring untuk meredakan emosi hasil persepsi dan keseharusnyaan alias ekspektasi pagi yang tenang. Ada pizza sisa semalam yang nampaknya menarik untuk dipanaskan bersama telur dadar maka jadilah demikian, aroma menarik seperti tarikan untuk mengirimkan fotonya kepada pemilik gelombang laut dan dua matahari cokelat terang itu. Suasana yang lumayan mulai tenang seiring berangkatnya yang kebanyakan untuk pemeriksaan kesehatan dan tersisa satu sang pemaksa berkuasa dengan lalu lintas panjat tangga dan permainan airnya, selalu berusaha menertibkan membersihkan dan mengaturkan segalanya bukan untuk siapa atau apa hanya untuk memenuhi otomatisme dalam diri saja yang sangat wajar karena demikianlah kebijaksanaan penuaan manusia.
Kemenyerahan itu keniscayaan dan karena keberisikan mereda akhirnya kekuatan hadir untuk bertahan, melewati pagi dengan menonton video yang belum sempat dilaksanakan semalam. Memang kadang tidak tahan dengan suara lalu lintas pemaksaan pemanjatan tangga dan pembersihan berulang-ulang, setidaknya hanya satu yang dihadapi dan bisa disalurkan dengan berpindah ruang sementara membuat cemilan yang ternyata kebanyakan. Lanjut mengonsumsi informasi dan gula kebanyakan jadinya pagi ini, sampai terkantuk-kantuk dan rebahan jadinya namun tidak lama karena lalu lintas pemaksaan itu terjadi lagi dalam pola pengulangannya. Merasa tanggung untuk tidur tak bisa dan berisik yang tanggung juga rasanya, mari tambahkan dengan aktivitas bersih-bersih juga yaitu membersihkan sepatu kulit yang akan dipakai esok hari dengan memberikannya pelembab dan pelindung sampai sekalian sepatu lain yang tersimpan pun dipoles karena tanggung dan tidak nyaman maka sekaliankan saja semuanya berbarengan. Penyaluran.
Keramaian mulai datang pertanda perlu segera pindah ruang demikianlah bersihkan badan dan persiapkan kepergian, rencana akan menyeruput kopi di kedai biasa lalu lanjut ke tempat kabur kebiasaan. Lalu lintas padat membuat sedikit berputar melalui jalan kecil tidak rata yang malahan lebih cepat daripada kemacetan dari pribadi tolol yang berhenti di tengah jalan hendak belok kanan tapi menghalangi arus di lajur kiri dengan tidak peduli, bukan jahat namun tidak mampu karena bodoh saja soalnya tidak pernah ada orang jahat hanya ada orang bodoh karena yang pintar akan berbuat kebaikan dengan perhitungan alias kepedulian. Sampai di lokasi kedai kopi yang ramai sepadat lalu lintas tadi, memesan kopi dan duduk di tengah area luar yang biasanya dihindari namun tak apa sesekali menantang diri oleh what doesn’t kill us makes us stronger (and leave a scar) di bawah naungan awan mendung.
Bersua kenalan pemilik tempat makan traumatis yang mengalahkan komunikasi relasional dengan semangkuk panas karbohidrat dan protein berkuah, niatnya mengadu candaan kering namun karena liburan pemikiran tidak terlalu terasah jadi tidak ada materi yang kering untuk dilemparkan kemana-mana dan membuat pendengarnya sakit jiwa jadi tidak lama lah perbincangan kami. Semakin mendung dan semakin tipis kopi dalam cangkir membuat mata melirik kendaraan langit terang yang pemiliknya entah dimana, satu seruputan akhir membawa badan berpindah ruang mengambil sepeda motor berbincang kilat dengan penjaga dan mendapatkan informasi keberadaan yang tadi hendak ditemukan namun tidak bersua kemudian melesat ke tempat kabur kebiasaan.
Seperti biasa mendengarkan kuliah online beberapa sosok yang sedang menarik perhatian saat ini, sambil tiduran dengan menikmati kehadiran seorang kawan yang memang tidak banyak berbincang karena masing-masing sibuk masing-masing di ruang yang sama dengan intensi serupa jadi koneksi sendirian namun ditemani cukup lah untuk saat ini. Bukan seperti yang sebenarnya dimana ada relasi lebih intim dari frasa barusan tapi setidaknya pada taraf permukaan sudah cukup menenangkan, kalau yang memuaskan semoga bisa dipenuhi esok hari atau mungkin di akhir minggu sebelum masuk ke dalam kesibukan yang tidak berdampak banyak namun sangat melelahkan. Lewat sore menuju malam kembali ke kandang tempat menumpang dengan lalulintas padat biasa dan dingin udara yang cukup menyenangkan. Menuju terlelap terlibat perbincangan mulai dari materi penelitian yang ditanyakan kawan, kenalan baru yang sedang terendam hormon adrenalin dan dopamin, sampai perbincangan menukar jadwal janjian untuk terhubung dalam pertarungan elok kemudian. Lalu ketiduran, di esok paginya yang adalah sekarang dan sebelum terlupa mari mengingat bahwa mimpi dalam tidur barusan adalah mengendarai sepeda motor membonceng seorang ibu yang hendak diturunkan namun mendadak bilang jadi perlu berhati-hati pindah lajur kanan ke kiri di posisi yang ditunjuknya tapi jelas akan terlewat karena arus di sebelah kiri lumayan padat sepeda motor dan untuk belok tentu perlu sambil maju kan maka keduanya mengomel, standar.

1 comment:

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete