Friday, September 30, 2011

C(d)eritanya tu Begini Bu (1)

by Leo Amurist on Sunday, December 20, 2009 at 1:38pm




C(d)eritanya tu Begini Bu (1)

Selesai juga merapikan laporan mingguan. Perut mulai terasa bergetar, tandanya lapar. Maksud hati mencari makanan, terbayang ayam bakar di depan kosan, tapi kagok lagi mau ngirim dokumen via email ke Pertagas. Akhirnya memutuskan untuk masak mie instan buat ganjal perut sambil tunggu attaching email.

Bungkus bumbu digunting, menghindari kalau bungkus tersebut disobek gak muncrat kemana-mana. Inget ni gunting buat ntar bakal dipakai gunting kumis, jadi dilap lah dengan tisu seadanya sambil nyanyi one in a million GnR. Syath..!! Gunting dengan bumbu pedas mampir di tangan. Enaaaaaak! Apa kata drakula coba?! Begitu menghisap darah sang lelaki keren ini, ia akan berkata, “Mmm.. darah bumbu pedas!”

Tidak lama, berlalulah nyeri di telunjuk kiri ini. Terlintas sekilas bagaimana nanti saat akan membasuh setelah buang air besar, namun bukan hal yang perlu dipikirkan mendalam. Dibayangkan saja, coba bayangkan. Sebelum makan, teringat kata orang tua untuk selalu membersihkan tangan. Maka diambilnya antiseptik gel dan mulai digunakan sambil dengar used to love her GnR. Wuissshiath..!! Kena luka. Alkohol yang lewat kerongkongan emang nikmat, tapi tidak yang lewat luka sayat.

Nikmat ini berlangsung lebih lama daripada nikmat yang pertama. Setelah semua berlalu tanpa diiringi derai air mata, mie yang sudah siap pun disantap. Setelah selesai makan berniat untuk mencuci alat makan dan masak, tapi begitu melihat pakaian yang harus dicuci sudah bertumpuk rasa malas muncul seperti cinta, datang tak terduga dan hinggap begitu dalam lalu terbang meninggalkan kesan. Alat makan pun diletakkan.

Kembali ke atas kasur dan berniat untuk minum coklat, tapi alat makan masih tergeletak tak berdaya. Mau tak mau akhirnya kumpulkan kemalasan ini sampai meledak dan membuat tubuh beranjak. Niat luntur kembali setelah lihat cucian, tapi dengan iming-iming nikmat coklat hangat di depan kipas angin di siang yang gerah akhirnya memutuskan untuk mencuci alat masak dan makan, pakaian nanti saja.

Alat cuci siap, sabun cuci pun dituangkan, namanya sunlight jeruk nipis. Supaya noda cepat hilang. Mulai lah tangan kanan asik meremas-remas spons cuci lembut namun pasti, makin lama makin tak terkendali, dan akhirnya membuncalah hasrat sang sabun cuci dengan busa yang kemana-mana.

GHuahahahahaha….

Piring diambil, sabun pun mendarat mulus membasuh permukaan nan indah mengkilat itu dengan pasti, hingga saat efek jeruk nipis mulai beraksi pada piring yang menjadi bersih wangi mengkilat dan kemudian pada luka sayat di telunjuk kiri. Kenikmatan tiada tara sungguh luar biasa. Oohhh.. Syuuurrgghaaa….! Kepalang tanggung, akhirnya lanjutkan mencuci semuanya sambil bernyanyi lagi jadul: Oh Tuhan yang kuasa, berilah petunjukMu, betapa perih kuuuuu rasakan...

No comments:

Post a Comment