Friday, September 30, 2011

Siti Nurlele

by Leo Amurist on Thursday, February 25, 2010 at 12:19pm


Gadis manis itu selesai menerima ceramah mama papah tercinta, sudahi saja hubungan dengan laki-laki ini, cari kerja di perusahaan keuangan-investasi. Jadi karyawati yang baik, niscaya suami yang mapan dan berkecukupan akan datang, hidup tidak terlunta-lunta kekurangan dana, status sosial pun cukup untuk membuat orang-orang mengangguk saat bertemu muka.

Tak lama nampak tangannya menulis di sebuah buku, masih di halaman-halaman awal. Ibunya berkata, “Nulis apa kamu?”
Ia menjawab, “Rencana untuk anak saya nanti Ma. Dulu mama gak bisa menjadi seorang sarjana hukum universitas ini, dan gak sempat jadi berkarya ke bank itu. Sekarang saya bisa. Jadi hal yang saya tidak bisa akan coba saya warisi ke anak saya nanti. Masuklah ke dunia seni, tempat diri bisa berekspresi. Nikmati hidup dan bertahan dengan karya-karya yang membahagiakan hati. Cari pacar yang bisa menerima dan mengerti keunikan pemikiran dan kebebasan pribadi, dan manis. Yang mirip dengan lelakiku kini, namanya: leo amurist, carilah yang seperti itu baru akan aku restui. Harus belajar untuk menyanyi agar mempunyai nilai lebih. Les musik di tempat ini, masuk jurusan seni di institusi itu, coba tembus ke galeri sana, buat rumah produksi di sini.”

No comments:

Post a Comment