Friday, September 30, 2011

The Skripsi Hati 2: Na..Rasa..Nep

by Leo Amurist on Sunday, December 12, 2010 at 8:09pm
karenarasaadalahsegalanya 06062010


Berbeda tak biasa, tolak belakang jadi tantangan
Hey kau yang tak terduga
Yang biasa sehingga menjadi luar biasa
Karena telah terbiasa dengan luar biasa
Bosan pun binasa
Karena semua hal begitu luar biasa, sehingga semuanya biasa
Dan kau, biasa
Luar biasa karena biasa

Penasaran narasaneP

Heran buang bosan
Tak dalam buat penasaran
Apa kedangkalan yang terlihat itu, semuanya
Atau kedangkalannya itu saja, semua yang terlihat

Narasanep penasaraN

Bertolak belakang dalam berjalan bersamaan
Terkadang punggungku perutmu
Tengkukmu wajahku
Namun bersamaan jalan bersearahan tak berlawanan

Penasaran adalah (mungkin) suatu kehendak keras  untuk melakukan sesuatu. Sebuah rasa ketidak puasan akan apa yang didapatkan. Keinginan untuk lebih lebih dan lebih. Suatu motivasi mencapai kepuasan. Sebuah alasan untuk aktualisasi diri.

Cahaya yang biasa menjadi pertanyaan besar, apakah itu sampai menusuk ruang jiwa.
Suara yang biasa menjadi pertanyaan besar, apakah itu yang menggetarkan hati.
Rasa yang biasa menjadi pertanyaan besar, kenapa pahit ini begitu nikmat.
Sentuhan yang biasa menjadi luar biasa, kenapa memori rasa selalu melekat.
Aroma yang tak biasa menjadi penutup segalanya, dan awal dari semuanya.

Lagi lagi lagi lagi
Puas puas puas puas
Lagi sampai puas
Puas sehingga lagi lagi
Tak ada awal tak ada akhir
Terjebak dalam hati

Penasaran narasaneP

Memori bangkit membawa rasa, rasa menggandeng suara dan aroma tak jauh lekat dengan mata. Sensasi itu membawa tanya, apa esensi di baliknya. Tak bisa kalau hanya sampai di sana. Lagi lagi ayolah lagi, beri lagi lagi sampai mengerti memahami menikmati dan puas diri.

Tersisih semua tak terbuang. Hanya terkesampingkan dan termanfaatkan. Hanya perlu satu tujuan dan berjuta alasan untuk bergerak. Karena gerak adalah kehidupan.

Mencari esensi dari sensasi, menjunjung memori membentuk model kesempurnaan sejati. Dengan logika akan ada ruang untuk reduksi, tanpanya yang ada hanya obsesi. Lingkaran tak berawal tak berakhir, hanya berputar dan tak bisa berhenti. Manusia bukanlah tak abadi. Batasan diri mungkin adalah kunci dari pencapaian tertinggi.

Penasaran adalah api, membakar satu sisi dan merambat menghabisi. Semua bidang kan hangus, dunia dan mimpi bisa pupus. Logika yang mereduksi tak cukup untuk membendung obsesi. Persetubuhan keduanya berhenti pada pembuahan dan sang anak pun terlahirkan, namanya ambisi.

Kontekstualitas dalam aktualisasi diri. Kekinian, sekaran dan masa kini. Kesadaran dan melihat situasi kondisi. Belajar untuk menempatkan diri, dari potensi dan posisi. Melihat waktu dan belajar padanya, tentang batasan.

Narasanep penasaraN

Api dan bidang bakaran, lingkaran yang tak terawal akhirkan, menjadi kisah indah dengan berguru pada waktu, mata pelajaran pembatasan. Batasan. Mengubah lingkaran menjadi garis, dengan titik awal dan titik akhir. Sebuah cerita tentang perjuangan, yang dimulai dari penasaran.

Ketertarikan pada logika, bercintalah mereka membuahkan reduksi obsesi. Biarkan ambisi datang, dengan kesadaran akan posisi dan waktu (saat). Kemudian detak detik alirannya menunjukkan tentang saat. Saat untuk mulai dan saat  untuk selesai.

Pembatasan membuat penasaran menjadi alur indah tentang perjuangan.

No comments:

Post a Comment