by Leo Amurist on Thursday, December 3, 2009 at 9:01pm
Purnama di tengah desa.
Muara namanya.
Lantunan lagu seharian ada peringatan.
Sunatan katanya.
Remang-remang habiskan terang.
Sudah malam tampaknya.
Diam dan tak tenang.
Di dalam keterasingan suasana.
Menutup mata adalah keinginan tak terkabulkan.
Gerah dan nyamuk penyebabnya.
Kembali ke peradaban kota dengan detik qwerty yang bernyanyi antarkan harapan lewat jalan mimpi, harap bertahan dan berkembang setelah lewati semua.
Jalan yang terbentang tak semudah itu diabaikan, karena apa yang dibutuhkan datang dalam ketidak terdugaan.
No comments:
Post a Comment