Friday, September 30, 2011

Mimpi-mimpi

by Leo Amurist on Thursday, February 25, 2010 at 12:17pm


Dua Empat Februari Duaribu Sepuluh

Mimpi yang tak tercapai terwarisi, berharap generasi baru merealisasi. Mimpi terdahulu dan pengalaman dijadikan dasar dan bahan bakar, pengarahan dan instruksi menjadi kemudi. Peduli setan dengan dunia pribadi, ada misi warisan mimpi yang harus direalisasi. Gaya baru dan pergerakan saat ini adalah modifikasi proses, yang diperlukan untuk meminimalisir pergolakan agar pengarahan pada tujuan bisa dilakukan dengan lembut namun pasti, supaya mimpi yang tertunda bisa dinyatakan saat ini. Generasi pewaris mimpi, yang hidupnya berkekang kemudi dengan doktrin mimpi-mimpi abadi yang belum sempat terrealisasi.

Tau apa tentang hidup, tau apa tentang dunia. Yang terdahulu mencicipinya lebih dulu, yang lebih tua menjalaninya lebih lama. Ikuti dan jalani, jadi kuda dan siap dikemudi, tujuannya mimpi yang menyata, membawa kebahagiaan dalam kehidupan. Status dan harta, keluarga dan relasi, dunia mimpi yang turun ke bumi, semua kan didapati. Inilah keperluan hidup.

Semua dalam pikiran itu hanya imajinasi, suatu saat kan menjadi memori dan lalu kenyataan membuatnya menjadi hal yang tertangisi. Muda, manusia yang masih beras belum jadi nasi, masih hijau dan belum kena terik matahari. Saat tergodok dan terpapari emosi, saat menguning dan mulai terrusak bumi, semua kenyataan cerita tua-tua ini baru disadari. Yang terdahulu membawa yang kini, untuk tak sama mengalami hal yang kini menjadi memori, menangisi mimpi. Langsung terbang maksud kemudi ini, membuang semua hal yang tidak pasti, menuju realita pasti yang berdasar jelas yang tersurat dari keriput wajah ini, melewati hambatan-hambatan mimpi dini tak berdasar nyata pasti. Agar generasi terwarisi hanya memiliki senyum dan tawa di simpul bibir karena semua yang ada diperlukan di dunia sudah ada di usia lebih muda, tak perlu menunggu tua seperti yang lainnya. Percaya dan ikuti sajalah, nak.

No comments:

Post a Comment